Bila kembali sejenak ke TELISIK TARI pada 2022, artikel-artikel yang dimuat dalam website telisiktari-id.preview-domain.com ditulis berdasarkan arsip tentang tari koleksi Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) yang berbentuk berita dari media cetak. Sementara pada tahun yang sama, Komite Tari-DKJ menumbuhkan pembahasan perihal Expanded Choreography yang menjadi muatan dalam praktik Artistic Development dan buku Seri Wacana Tari berjudul “expanded choreography”.
Adapun TELISIK TARI pada tahun ini (2023) dapat dikatakan melanjutkan semangat ‘expanded’—dengan upaya secara mendasar dan meluas. Mendasar bahwa arsip tari ada karena adanya repertoar tari, dan meluas adalah upaya memaknai arsip tari lebih lanjut—dengan menelisik baik elemen dan perihal sekeliling repertoar tari. Dengan (ber)upaya tersebut, dipandang terbuka kemungkinan untuk mengarahkan pengamatan selain pada kumpulan berita tentang tari dari media cetak; bahwa muatan arsip tari dapat dikatakan juga terkandung -kembali secara mendasar- pada repertoar tari itu sendiri, dan kemudian semisal pada ruang di mana sebuah repertoar tari dipentaskan, dokumentasi tari seperti foto dan video, dan beragam kemungkinan lainnya.
Diskusi lintas keilmuan diharapkan tumbuh dari upaya pemaknaan tersebut di atas; bagi Komite Tari, untuk penguatan bidang tari. Bahwa tari diketahui secara tradisi, modern, dan kontemporer, pendekatan lintas keilmuan dipandang dapat menjelaskan keragaman praktik tari; semisal secara tradisi maka tari terkait dengan perihal spiritual, terkait modern maka terkait dengan keurbanan dan teknologi, dan secara kontemporer dapat dikatakan kembali kepada (ke)tubuh(an)—yang dapat dimaknai sebagai totalitas arsip karena kandungan pengalaman, pengetahuan, dan termasuk misterinya.