Menakar Masa Depan Proyek Sambang Setangga

Sambang Setangga merupakan perjalanan artistik yang menggali makna di balik fisikalitas. Ia memanfaatkan ruang sebagai medium untuk menjembatani dua realitas yang mungkin terasa berjauhan, yang terancam dan yang sedang hidup (merayakan): Kampung Kota Dago Elos dan Kalipasir. Lebih dari sekadar titik-titik di peta, Sambang Setangga menjadi penanda, pertemuan antara dua komunitas, sebuah metafora perjalanan yang…

Baca

KOREOGRAFI SOSIAL: MENARI DAN KETERHUBUNGAN DALAM SOSIAL

Pada tahun ini, Komite Tari-DKJ mеngangkat tеma “Korеografi Sosial: Mеnari Mеmpеrkuat Jalinan Kеtеrhubungan Dalam Sosial.” Berdasarkan tema ini, akan dikеmbangkan bagaimana tari dan khususnya korеografi dapat bеrpеran dalam mеncеrmati isu-isu sosial–sеpеrti kеtimpangan, kеtidakbahagiaan sosial, dan kеsеhatan mеntal, sеkaligus mеmpеrkuat hubungan antar masyarakat. Termasuk akan didorong kolaborasi antara pеnari dan pеnеliti dari bеrbagai disiplin ilmu; sosiologi,…

Baca

MERAWAT RUANG, MERAWAT KOREOGRAFI, MERAWAT KONTEKS

Judul tulisan ini dibuat dengan mengacu pada tema Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) 2023—yaitu “Merawat Bumi, Merawat Kebudayaan”. Bahwa penulisan ini dibuat berdasarkan catatan dari PKN 2023, khususnya dari program Mitra Ruang Ekspresi Warga (selanjutnya ditulis: program Ruang Warga), turunan dari kuratorial Laku Hidup -dengan beberapa anggota Komite Tari-DKJ terlibat dalam program-.  Mengacu pada tema di…

Baca

APA YANG KAU CARI, FARIDA?: Menelisik Citra Indonesia dalam Balet (Bagian II)

Mempertanyakan Identitas Ballet Indonesia (bagian II) Proses untuk terus mempertanyakan dan menemukan balet bercitra Indonesia terus berlanjut dari Pekan Balet I/1982 ke Pekan Balet II/1983. Pada periode ini Farida yang masih menjabat Ketua Komite Tari Dewan Kesenian Jakarta (DKJ), dalam sambutannya mengatakan pola Pekan Balet ini masih sama dengan yang sebelumnya, dengan membagi jenis penampilan…

Baca

APA YANG KAU CARI, FARIDA?: Menelisik Citra Indonesia dalam Balet (Bagian I)

(Penulis: Esha Tegar Putra) “Memang sulit sekali. Tak semudah yang dibayangkan, bagaimana menggabungkan sesuatu berbau Indonesia dalam balet.” (Farida Feisol, Masalah-Masalah yang Dihadapi dalam Menata Tari, November 1983) “Kalau dulu bisa muncul semacam Sangkuriang dan Farida Gunung Agung Meletus, itu kan hanya kegilaan kita saja.” (Yulianti Parani, wawancara 30 Desember 2020) “Sesudah menguasai teknik balet,…

Baca

CATATAN PERJALANAN SEORANG FOTOGRAFER PANGGUNG

Seorang bocah berusia belasan tahun tengah menonton acara musik di televisi. Yang tengah tayang adalah seorang penyanyi dikelilingi beberapa orang yang menari dengan lincah. Dalam pikiran si bocah, dia hanya ingin melihat penampilan penyanyi favoritnya. Si bocah merasa terganggu dengan kehadiran penari-penari tersebut; sebuah pemikiran yang kelak, bertahun-tahun kemudian, berhadapan dengan kenyataan yang ada di…

Baca

Tubuh, Ingatan, dan Ruang: Bagaimana Tubuh Memiliki Otonomi Atas Diri dan Relasinya dengan Ruang

Jika kita bicara soal tubuh manusia, kita akan mengasosiasikannya dengan bagian dari diri kita yang dikendalikan oleh otak atau pikiran kita. Dalam sains modern, dikatakan bahwa seluruh bagian dari anggota tubuh manusia dapat dikendalikan oleh otak atau pikiran; oleh karenanya, tubuh dianggap sebagai benda yang pasif dan tidak otonom. Seperti yang dikatakan oleh Rene Descartes…

Baca

MEMAKNAI ELEMEN DAN SEKELILING REPERTOAR TARI SEBAGAI ARSIP TARI

Bila kembali sejenak ke TELISIK TARI pada 2022, artikel-artikel yang dimuat dalam website telisiktari.id ditulis berdasarkan arsip tentang tari koleksi Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) yang berbentuk berita dari media cetak. Sementara pada tahun yang sama, Komite Tari-DKJ menumbuhkan pembahasan perihal Expanded Choreography yang menjadi muatan dalam praktik Artistic Development dan buku Seri Wacana Tari berjudul…

Baca

Rekontekstualisasi Breakdance: Mungkinkah? Perlukah?

Mengingat arsip breakdance yang saya amati adalah kumpulan berita dari media cetak lokal era 1980-an (baca: lebih dari tiga setengah dasawarsa lalu), apakah judul dalam bentuk pertanyaan di atas sudah terlambat atau masihkah relevan untuk dilontarkan?  Tulisan mengenai breakdance di media menyampaikan bagaimana tarian ini di Indonesia secara umum berada dalam tegangan antara ditolak dan…

Baca

Hasrat untuk berekspresi: mencari pembebasan diri dalam breakdance di Jakarta, tahun 1985.

Dalam media saat itu, Tempo, 5 Januari 1985, terlihat tajamnya perbedaan perspektif selera antara pelaku ekspresi tubuh kaum muda melalui breakdance dan pemerhati perilaku kaum muda tersebut, yang mewujud dalam penghakiman maupun dukungan di media cetak. Perbedaan perspektif tersebut, yang terlihat lebih terkesan negatif daripada positif, justru semakin mengangkat breakdance menjadi perbincangan masyarakat luas. Ruang…

Baca

ARSIP KLIPING KORAN BUKAN SEKADAR BERITA KEDALUWARSA

Melalui pembacaan lima arsip terkait seni tari yang  terbit tahun 1970-an yang saat ini tersimpan di Dewan Kesenian Jakarta ternyata sebagai pembaca saya menemukan berbagai soal yang dapat saya tanggapi. Tulisan ini melibatkan tiga arsip tentang tari tradisional, satu tentang kritik seni tari, dan satu lagi tentang organisasi kesenian yang pada masa itu banyak melakukan…

Baca

Perbincangan Pertunjukan Lintas-Disiplin pada “Meta ekologi” (1979) Sardono; Pengantar arsip berita “Meta Ekologi” dari Timur, “Total Theatre” dari Barat

Pertunjukan “Meta Ekologi” Sardono W. Kusumo pada Oktober 1979  merupakan sebuah pertunjukan yang disambut sangat baik dalam liputan di banyak media saat itu. Dari beberapa arsip koran harian pada masa itu, baik yang menginformasikan pertunjukan maupun mengenai pembacaan yang membangun diskursus seni tari dan teater dari beberapa komentator dan pengamat pertunjukan “Meta Ekologi” di masa…

Baca

Breakdance: kebebasan tubuh sebatas pada ruang yang diinstitusikan

Perbantahan seru mengenai tren breakdance terjadi di media surat kabar di Indonesia pada masanya. Kegiatan breakdance yang dilakukan oleh kaum muda di tempat umum dianggap mengganggu ketertiban umum, tidak mencerminkan nilai-nilai moral dan kebudayaan Indonesia, termasuk perihal nilai-nilai agama, serta dikhawatirkan terpengaruh miras, narkoba, seks bebas, maupun prostitusi. Mereka yang mendukung, menganggap breakdance sebagai kegiatan…

Baca

BREAKDANCE BIKIN HEBOH!! MEMBACA DINAMIKA NILAI DALAM ARSIP BREAKDANCE

Mencermati breakdance berdasarkan arsip Komite Tari-Dewan Kesenian Jakarta, secara mendasar perihal yang mengemuka adalah spasial dan temporal; bahwa di sisi timur Amerika, yaitu di South Bronx-New York, pada era ‘70 tumbuh gerakan -budaya- hip hop. Dengan pengertian bahwa breakdance adalah bagian dari hip hop, saat breakdance sampai di Indonesia sekitar satu dekade kemudian, hip hop sendiri justru tidak banyak disebut;…

Baca

Mengangkat Tayub dengan Kartu Induk

Tanyalah kepada anak gadis usia SD di dukuh Ngrajek Desa Sambirejo, Kecamatan Tanjunganom, Kabupaten Ngajuk (Jatim), apa cita-cita mereka setelah tamat SD. Hampir dapat dipastikan mereka ingin jadi waranggana, penari tayub. Desa itu memang dikenal sebagai “gudang” waranggana.

Baca